MIMPI YANG PUKIMAK

Photo by Pixabay


Aku bertemu engkau tadi malam, dalam sebuah mimpi remang yang pendek. Tak kusangka, engkau muncul begitu saja dan langsung menubrukku, memeluk tubuhku erat. Menciumku lekat-lekat. Apa yang terjadi Nisanak? 

Aku mundur beberapa tindak berusaha mengelak, karena sadar kita sudah sepakat berpisah.  
Tapi celakanya hatiku tak cukup tegar untuk menolak.  Pesona dan aroma tubuhmu mengepungku, sama seperti ketika pertama kali dahulu aku terpikat. 

Aku menyerah, membiarkan diriku kau sergap. Aku memejamkan mata dan menajamkan seluruh indera, ketika dengan ganas, tumpas aku kau lumat.

Mengapa harus ada kamu di mimpiku? Mengapa kenangan, ingatan dan perasaan rindu yang pukimak itu datang lagi menyerbu? Padahal separuh hatiku sudah habis kau koyak. 

Mengapa engkau tiba-tiba datang menantang? Bergentayangan dalam kenangan dan otak? Mengapa kau tak enyah saja supaya tak ada lagi kenangan yang menggelegak.

Aku membuka jendela dengan dada kanan nyeri. Setiap mengingatmu, setiap kali itu juga ada bagian hatiku yang tertusuk.

Udara malam menghambur masuk, menyelinap di antara kelebat lampu dan mimpi pendek yang menguap.  Aku kalah,  aku berdarah,  aku menangis lagi seperti bocah yang jauh tersesat.

Pontianak 10 Maret 2011
Next Post Previous Post