By : Wisnu Pamungkas
Lalu ia turun, membetulkan letak sebuah rumah
Sepasang kursi taman, jendela pada setiap kamar
Dan pintu-pintu yang menghadap ke surga
Ia memperbaiki semua titik.
Di atas kesemuanya itu ia membaringkan kekasihnya
Dengan lembut, menyelimutinya dengan beratus-ratus
Helai kabut, menaburi peraduan itu dengan lebih
Dari separoh bintang di cakrawala.
Lalu ia ke surga mencari Jesus.
“Tuhan, tolonglah beri kami sebuah nama.
Korek, 27 Maret 1998
Lalu ia turun, membetulkan letak sebuah rumah
Sepasang kursi taman, jendela pada setiap kamar
Dan pintu-pintu yang menghadap ke surga
Ia memperbaiki semua titik.
Di atas kesemuanya itu ia membaringkan kekasihnya
Dengan lembut, menyelimutinya dengan beratus-ratus
Helai kabut, menaburi peraduan itu dengan lebih
Dari separoh bintang di cakrawala.
Lalu ia ke surga mencari Jesus.
“Tuhan, tolonglah beri kami sebuah nama.
Korek, 27 Maret 1998