Waktu adalah sebungkus kado yang dilemparkan dari atas truk oleh seorang jahanam, di suatu sore temaram, usai gerimis dan sisa lembab di bibir semesta
Waktu adalah biji jawawut di paruh burung yang melesat ke angkasa, menuju ke suatu tempat, di suatu waktu yang lengang, entah kapan dan dimana
Waktu adalah portal kosmik yang diberi bingkai, seperti sedinding lukisan absurd dalam bejana galaksi yang tak pernah terfikirkan, tetapi warnanya sungguh di kenal seperti peta
Waktu juga adalah permen karet yang lengket di tumit sepatu, saat seorang serdadu meludah sebelum mengokang senapan dan berteriak merdeka!
Waktu hanyalah begundal tengik yang bersembunyi di punggung sejarah, saat manusia menunjuk masa depan sebagai karibnya
Waktu adalah penipu dan perangkap bagi setiap orang untuk merasa susah atau bahagia, hitung-hitungan yang merengut jasad dari jagad, milik abadi ajaran agama
Waktu adalah energy yang terkekeh-kekeh menepuk bahuku pagi itu dan berkata:
“Selamat ulang tahun!”
Waktu pun tersudut, mengemas koper, surut ke dalam hitungan genap, ke sebuah tempat yang kekal tak bertanda
Aku hanya ingin berhenti sejenak, untuk membujuk waktu, menjadi kupu-kupu semerah darah untuk mengucapkn cinta
Sarawak, 5 pebruari 2010