Sajak untuk Waktu


Diambil dari Cover Video Kalimantan  The Burning Season-karya Arfan Sabran

by Wisnu Pamungkas

Waktu adalah sebungkus kado yang dilemparkan dari atas truk oleh seorang jahanam, di suatu sore temaram, usai gerimis dan sisa lembab di bibir semesta

Waktu adalah biji jawawut di paruh burung yang melesat ke angkasa, menuju ke suatu tempat, di suatu waktu yang lengang, entah kapan dan dimana

Waktu adalah portal kosmik yang diberi bingkai, seperti sedinding lukisan absurd dalam bejana galaksi yang tak pernah terfikirkan, tetapi warnanya sungguh di kenal seperti peta

Waktu juga adalah permen karet yang lengket di tumit sepatu, saat seorang serdadu meludah sebelum mengokang senapan dan berteriak merdeka!

Waktu hanyalah begundal tengik yang bersembunyi di punggung sejarah, saat  manusia menunjuk masa depan sebagai karibnya

Waktu adalah penipu dan perangkap bagi setiap orang untuk merasa susah atau bahagia,  hitung-hitungan yang merengut jasad dari jagad, milik abadi ajaran agama

Waktu adalah energy yang terkekeh-kekeh menepuk bahuku pagi itu dan berkata:
“Selamat ulang tahun!”

Waktu pun tersudut, mengemas koper, surut ke dalam hitungan genap, ke sebuah tempat yang kekal tak bertanda

Aku hanya ingin berhenti sejenak, untuk membujuk waktu, menjadi kupu-kupu semerah darah untuk mengucapkn cinta

Sarawak, 5 pebruari 2010

Related Posts

Buaya Pontianak, Mejeng di Sarawak
Read more
Sepertiga Garuda
Read more