Mitos Ruang

By: Wisnu Pamungkas

Ketika penciptaan dimulai,
Yang pertama Tuhan lakukan adalah membangun ruang
Belum ada tempat berpijak atau berpegang
Hanya satuan waktu tanpa isi, kecuali kehampaan
Penyair belum lahir kala itu, kecuali Adam
Tak ada seorang pun mencatat tiap gerak kejadian
Karena itu ruang merekam gelap dan terang

Setelah berjuta-juta tahun kemudian
Ruang itu perlahan-lahan ditinggalkan
Manusia memetik buah-buah pohon terlarang hingga ludes
Anak-anak gadis membuatnya menjadi manisan
Beberapa pemuda yang marah menebangnya dengan chainsaw
Ruang mendadak sunyi setelah ditinggalkan sejarah

Ibu Hawa dan ular terlanjur bersahabat,
Bapa Adam terpelanting dari ruang
Karena telanjang, daun-daun dirajutnya menjadi tancut
Ia baru sadar kalau hari telah siang
Tiada kedai yang buka 24 jam karena waktu berhenti berdetak

Berjuta-juta tahun kemudian
Ruang-ruang dibajak, dikapling-kapling seperti tanah
Diberi patok, di ukur ulang
Bagi yang bukan keturunan ular beludak dilarang masuk
Tak seorang pun sadar kalau saat ini tempat itu telah jadi perangkap

Pontianak,11 September 2006
Next Post Previous Post
1 Comments
  • EKA ZHANG
    EKA ZHANG February 1, 2007 at 11:54 AM

    puisi ini aku suka, mengingatkan aku pada sesuatu yang tak aku sadari tapi dapat dirasakan. tentang mitos hidup yang aneh

Add Comment
comment url