Sunday Morning

By: Wisnu Pamungkas

Minggu pagi,
Tiba-tiba ada yang menyerudukku, memeluk seluruh hatiku,
Menghangatkan hampir seluruh tubuhku yang masih gemetar
Setelah semalaman di patuk embun, di koridor rumah sakit itu
Hampir tanpa sisa sama sekali. Disitu.
Senin pagi,
Orang-orang menemukan mayat seorang lelaki tergeletak
Dekat taman di sebelah rumah sakit yang sama
Kata mereka mayat itu ciri-cirinya mirip saya
Lalu seorang wartawan menulis di sebuah harian
Pagi,” itu adalah mayat ke dua yang di temukan
Polisi dengan identitas yang sama; saya.
Selasa pagi,
Tiba-tiba saja aku ingin pulang, membuat perhitungan
Denganmu, membelah seluruh rahimmu yang indah itu
Dengan cintaku, tetapi ketika aku datang kamu telah
Menghadangku, memelukku dengan kelewang.
Kamis pagi,
Ketika anak-anak telah berangkat sekolah, istri
ke pasar berbelanja, aku menemukan diriku
telah menjadi seorang ayah, seorang suami yang
menghianati dirinya sendiri sebagai seorang mansia.
Jum’at pagi,
Aku menemukan sebuah tali dan pisau pramuka
Di lemari pakaian anakku yang tertua
Sabtu pagi,
Sebuah surat kabar daerah menulis bahwa
Telah di temukan mayat seorang lelaki yang
Menggantung dirinya di taman, dekat sebuah
Rumah sakit. Dan ini adalah berita kematian
Yang ke tiga orang yang sama.
Minggu pagi berikutnya,
Orang-orang berkerumun.
Menanyakan kemana aku sudah pergi selama ini
Meninggalkan anak-anak, meninggalkan sebuah
Usaha untuk mengerti, mencoba bersabar dalam
Penderitaan, dari kematian ke kematian ini

(setelah aku menemukan berita kematian setiap pagi, orang-orang
pun mati dalam diriku sendiri, sebanyak-banyaknya)

Pantai Sibau, 20 Oktober 1997
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url