by Wisnu Pamungkas
Menunggu, sesekali waktu
Angin lepas menubruk pohon-pohon
Mengapa menunggu bila takdir berkehendak lain =
Ingin mengatakan sepi, tapi yang di tunggu
Telah pergi = (lalu kita bertanya siapa yang
Tergeletak pada jarak yang sangat dekat dengan
Wisnu)_kita hanya mungkin menunggu
Sampai orang-orang melupakan kita,
Disini, sesekali waktu dada berdamai
Dengan hening dan seteru,
Datang dan pergi seperti hantu
Baning, 24 Juli 1997
Menunggu, sesekali waktu
Angin lepas menubruk pohon-pohon
Mengapa menunggu bila takdir berkehendak lain =
Ingin mengatakan sepi, tapi yang di tunggu
Telah pergi = (lalu kita bertanya siapa yang
Tergeletak pada jarak yang sangat dekat dengan
Wisnu)_kita hanya mungkin menunggu
Sampai orang-orang melupakan kita,
Disini, sesekali waktu dada berdamai
Dengan hening dan seteru,
Datang dan pergi seperti hantu
Baning, 24 Juli 1997