by Wisnu Pamungkas
Memang tidaklah sesederhana itu, Lidia
Anak kecil pun butuh kerikil untuk mengetepil
Burung, menggasak ranting ataupun kaleng-kaleng
Kosong penuh kenangan.
(barangkali itu memang cuma masa lalu, Lidia
tapi demikianlah aku menikmatinya dengan terluka)
tidaklah sesederhana itu Lidia, bukankah
waktu telah menjadi lumpuh di tanganmu
saat layar di gantung dan kita telah menjadi
dua orang asing yang berlayar dalam satu
perahu (mengapa aku selalu merasa bahwa
engkau tidak pernah benar-benar datang
dan pergi).
Tapi memang tidaklah sesederhana itu, Lidia
Meski ada bunga, ada pohon natal dan
Lampu kedap-kedip di sana,
Keindahan tetap saja mati, lumpuh
Tercekik sepi dan warna
12 Desember 1996
Memang tidaklah sesederhana itu, Lidia
Anak kecil pun butuh kerikil untuk mengetepil
Burung, menggasak ranting ataupun kaleng-kaleng
Kosong penuh kenangan.
(barangkali itu memang cuma masa lalu, Lidia
tapi demikianlah aku menikmatinya dengan terluka)
tidaklah sesederhana itu Lidia, bukankah
waktu telah menjadi lumpuh di tanganmu
saat layar di gantung dan kita telah menjadi
dua orang asing yang berlayar dalam satu
perahu (mengapa aku selalu merasa bahwa
engkau tidak pernah benar-benar datang
dan pergi).
Tapi memang tidaklah sesederhana itu, Lidia
Meski ada bunga, ada pohon natal dan
Lampu kedap-kedip di sana,
Keindahan tetap saja mati, lumpuh
Tercekik sepi dan warna
12 Desember 1996