by Wisnu Pamungkas
Sebuah malam dengan bulan,
Dengan angin mendengking
Seperti busur panah patah
Mata yang menemukan bangkai
(Kesatria itu meludah di atas kuda,
menyeka darah dari sudut bibirnya)
Surchaku, Surchaku dimana engkau menyekap Maria!
Sebuah malam dengan bulan
Dengan tubuh menggigil kesatria itu pulang
Tinggal secarik kertas surat cinta dan sebilah pedang
Yang berlumuran darah Maria
(Surchahku pun terbunuh sebelum sempat
menyebutkan namanya)
sebuah malam dengan bulan
dengan sepotong sajak, tentang bangkai
Surchaku dan Maria yang tergeletak di tanah
Berpelukan di atas lumpur,
Di cabik-cabik bulan.
Oktober 1996
Sebuah malam dengan bulan,
Dengan angin mendengking
Seperti busur panah patah
Mata yang menemukan bangkai
(Kesatria itu meludah di atas kuda,
menyeka darah dari sudut bibirnya)
Surchaku, Surchaku dimana engkau menyekap Maria!
Sebuah malam dengan bulan
Dengan tubuh menggigil kesatria itu pulang
Tinggal secarik kertas surat cinta dan sebilah pedang
Yang berlumuran darah Maria
(Surchahku pun terbunuh sebelum sempat
menyebutkan namanya)
sebuah malam dengan bulan
dengan sepotong sajak, tentang bangkai
Surchaku dan Maria yang tergeletak di tanah
Berpelukan di atas lumpur,
Di cabik-cabik bulan.
Oktober 1996