by Wisnu Pamungkas
Ada sebuah sajak; rindu yang mengebor jarak dan angan-
angan tentang sebatang pohon nangka dekat jendela dapur
tempat aku selalu menggantungkan potret hitam putih itu,
yang sekarang telah menjadi penyair, ia masih teman kita
teman setiap orang yang ingin hidup dan bahagia,
ia adalah penyair, sebuah sajak yang mengebor dan
mempersempit jarak untuk bersama
(kecuali itu ia adalah waktu yang mengetuk-ngtuk liang
kesadaran dan rindu)
Baning, 18 Juli 1997
Ada sebuah sajak; rindu yang mengebor jarak dan angan-
angan tentang sebatang pohon nangka dekat jendela dapur
tempat aku selalu menggantungkan potret hitam putih itu,
yang sekarang telah menjadi penyair, ia masih teman kita
teman setiap orang yang ingin hidup dan bahagia,
ia adalah penyair, sebuah sajak yang mengebor dan
mempersempit jarak untuk bersama
(kecuali itu ia adalah waktu yang mengetuk-ngtuk liang
kesadaran dan rindu)
Baning, 18 Juli 1997