by Wisnu Pamungkas
Bila sesekali ia pulang, ia sudah melupakan
Keinginannya untuk bersawah, ia bersumpah
Untuk kurupsi_tapi itu belum cukup.
Mungkin ia bisa kaya dengan menjual kebohongan
Tapi ia merasa tidak terkenal, lalu sesekali
Waktu ia pulang, ia tidak menemukan apa-apa
Lagi kecuali foto hitam putih almarhum
Ibunya yang janda.
Ia ingin pergi saja, menanti saat-saat
Yang tepat untuk bahagia,
Bila kelak, sesekali waktu ia pulang, ia sudah
Menjadi artis ternama
Kampung Durian, 5 Mei 1997
Bila sesekali ia pulang, ia sudah melupakan
Keinginannya untuk bersawah, ia bersumpah
Untuk kurupsi_tapi itu belum cukup.
Mungkin ia bisa kaya dengan menjual kebohongan
Tapi ia merasa tidak terkenal, lalu sesekali
Waktu ia pulang, ia tidak menemukan apa-apa
Lagi kecuali foto hitam putih almarhum
Ibunya yang janda.
Ia ingin pergi saja, menanti saat-saat
Yang tepat untuk bahagia,
Bila kelak, sesekali waktu ia pulang, ia sudah
Menjadi artis ternama
Kampung Durian, 5 Mei 1997