by Wisnu Pamungkas
Karena cinta itu Lidia,
Ilham itu telah tersungkur beberapa kali,
Menukik kepada takdir yang telah menginjak-injaknya
Menjadi lonte dan dosa.
Karena cinta itu Lidia,
Darah di nadinya masih mengalir tapi tidak pernah
Sampai ke jantung, makanya ia tidak mati-mati
Waktu menenggak Baygon, meledakkan kepalanya
dengan pistol
Sintang, 9 Oktober 1997
Karena cinta itu Lidia,
Ilham itu telah tersungkur beberapa kali,
Menukik kepada takdir yang telah menginjak-injaknya
Menjadi lonte dan dosa.
Karena cinta itu Lidia,
Darah di nadinya masih mengalir tapi tidak pernah
Sampai ke jantung, makanya ia tidak mati-mati
Waktu menenggak Baygon, meledakkan kepalanya
dengan pistol
Sintang, 9 Oktober 1997