by Wisnu Pamungkas
Sekali dalam sehari, Dada
Aku ingin berkata kepada laut, kepada musim yang
Meloncat-loncat pada dinding, daun gugur dan
Serpihan nostalgia yang terserak. Aku ingin berkata:
Bahwa Dada telah berubah menjadi tikungan-tikungan
Tajam, burung-burung yang terbang mencari arah
Sesekali dalam sehari, Dada aku ingin berkisah;
Mendidik pengalaman menjadi guru TK, menjadi
Polisi, menjadi Lurah, atau menjadi apa saja seperti
Yang pernah kita bayangkan.
(aku tidak menyangsikan bahwa kita membutuhkan
kesemuanya itu untuk memaafkan diri sendiri, makanya
kita butuh berkata Dada, bahwa sekali dalam sehari
kita ingin menang dan sekaligus kalah untuk bahagia)
sesekali Dada, kata dengan maknanya pun bisa berubah
atau tidak sama sekali, Dada ingin menjadi peluit yang
menyalak nyaring terpekik-pekik bahagia
Terminal Cina Sintang, 15 November 1996
Sekali dalam sehari, Dada
Aku ingin berkata kepada laut, kepada musim yang
Meloncat-loncat pada dinding, daun gugur dan
Serpihan nostalgia yang terserak. Aku ingin berkata:
Bahwa Dada telah berubah menjadi tikungan-tikungan
Tajam, burung-burung yang terbang mencari arah
Sesekali dalam sehari, Dada aku ingin berkisah;
Mendidik pengalaman menjadi guru TK, menjadi
Polisi, menjadi Lurah, atau menjadi apa saja seperti
Yang pernah kita bayangkan.
(aku tidak menyangsikan bahwa kita membutuhkan
kesemuanya itu untuk memaafkan diri sendiri, makanya
kita butuh berkata Dada, bahwa sekali dalam sehari
kita ingin menang dan sekaligus kalah untuk bahagia)
sesekali Dada, kata dengan maknanya pun bisa berubah
atau tidak sama sekali, Dada ingin menjadi peluit yang
menyalak nyaring terpekik-pekik bahagia
Terminal Cina Sintang, 15 November 1996