Blogger Kota Hantu Bersatu

*Sebuah Perbincangan di Tempat Parkirby A. Alexander Mering

Hanya berbekal nomor hand phone Hernawan, saya dan Akim berjingkat-jingkat menuju Plasa Telkom Jalan Teuku Umar. Akim adalah salah satu pendiri Borneo Blogger Community. Walau Jam sudah telat Akim sempat membeli permen di kios di depan, supaya tak gerogi barangkali. Bah, saya pula menunggu macam orang bego di tempat parkir. Sebagai wartawan saya biasa menghadapi siapa saja, entah mengapa kali ini perasaan jadi dag-dig-dug. Perasaan rawan yang juga gembira dalam satu senyawa malam.
”Coba telepon, di mana dia.”
Akim memencet telepon barunya. Aku diam menunggu sambil mengawasi.
”Halo, abang di mana?”
Seorang pria mendadak berdiri dari tempat duduk, menjawab telepon. Tak salah lagi, dia Hernawan. Lengkapnya Freddy Hernawan sang Agregat Blogger Borneo. Kami belum pernah berjumpa sebelumnya. Tampangya fresh dan rigat, tapi lo...kok agak tembam? Tak seperti foto yang terpampang di blognya. Dia menyalami saya dan Akim erat-erat. Tak bisa saya luksikan gembiranya bisa bertemu dengan para pejuang blog di pulau Borneo Ini. Satu, dua, tiga, empat......ramai juga rupanya yang ngumpul. 13 orang!
Riza Afrizal, Angga, Mbarep, Zoehrie M, Didi Syamsul A, Fadli, Yudhiarma, Kurnia Ramdhan, Siti Anggreni, Deni Efendi, dll. Profesinya pun macam-macam. Ada dosen, ada wartawan, seniman, operator, arsitek dan sebagainya. Mereka dalah anggota komunitas Speedy club, Gamers dan Blogger Pontianak. Sebenarnya sih saya belum kenal semua. Setelah diabsen barulah saya tahu nama mereka.
Rabu malam sebenarnya sedang kelabu karena dari siang dihajar hujan. Tapi detik ini sudah berubah menjadi gelak tawa yang menggema di bawah tenda. Ada 2 laptop dan beberapa cangkir kopi kosong nangkring di 2 meja plastik yang digabung jadi satu. Kami duduk melingkar. Setelah bersalaman saya dan Akim memperkenalkan diri. Malam yang basah pun cepat menjadi hangat.
“Masih ada satu lagi yang belum datang, Bang Yaser, “ kata saya. Kursi plastik biru pun ditambah. Beberapa menit kemudian Yaser nongol. Wajahnya sedikit basah dihajar gerimis. Suasana geger lagi. Salam-salaman lagi. ”Inilah Indonesia,” pikir saya. Tapi hati saya senang luar biasa. Tak lama lagi Pontianak bangkit dari keterpurukan Informasi. Pontianak tak kan lagi cuma sekadar dikenal sebagai kota hantu, sebab hari ini, di kota ini telah lahir sebuah generasi, yaitu para pencinta IT!
Saya, Akim dan Yaser bercerita bagaimana kami dan beberapa rekan 28 Juli 2006 lalu memproklamirkan komunitas bernama Borneo Blogger Community di tengah-tengah sepinya blogger Pontianak. Ada Aris, Nanang, Muhlis Suhaeri, Tanto dan lain-lain. Antara perasaan antusias dan nekad kamu pun melahirkan situs komunitas http://borneobloggercommunity.blogspot.com. Tujuannya sederhana, supaya dunia luar tahu bahwa Kalbar juga punya eksistensi. Klaim nama borneo juga melalui perdebatan panjang. Kami ibarat kurcaci yang coba menggelindingkan bola salju. Membuat kelas untuk workshop web log. Berkampanye ke sana kemari. Baik melalui Borneo Tribune, Tribune Institute maupun dari mulut ke mulut. Bak virus ganas, ide ini menyebar cepat. Sekejab saja nama Pontianak dan Kalbar di mesin pencari Google sudah beranak-pinak. Banyaaaak! Komunitas blogger tumbuh bagai jamur.
Karena itu pertemuan kali ini sungguh seperti obat. Seperti ekstase yang waktu itu hanya bisa kami bayangkan. Tapi sekarang simpul-simpulnya saling mengait dan lekat.
Malam itu ide-ide cerdas pun berterbangan bawah tenda, di antara gerimis malam dan cappuccino beraroma. Tapi bukan bloger namanya jika menyerah begitu saja pada alam yang kelam dan sendu. Setelelah ngaur-ngidul ke sana ke mari, sepakat akan bertemu.
”Kita tunggu undangan Speedy”.
”Ya, speedy sudah mengulurkan pancing, tinggal kita menangkap umpanya.”
”Kita bisa usulkan kepada pemerintah kota agar dibangun taman IT”.
”Hidup Bloger Pontianak!”
Wiiiih....senang sekali, walau teman dari Speedy berkali-kali bercanda dan bilang dirinya anak bawang di sini.
Saya mengedarkan absen. Ternyata jumlah kami sekitar 15 orang. Masing-masing menulis nama dan blog-nya.
Saya merasa rugi jika moment ini tak diabadikan. Maka belasan blogger ini pun setuju berfoto bersama di depan Plasa Telkom Pontianak. Kami pun sayonara.
Sayangnya malam itu terlajur telat. Kisah pertemuan kami tak sempat dituliskan segera.
”Sampai siang ini pun aku tak dapat mengumpulkan kata-kata yang terurai kemana-mana, seperti memasang kembali puzzle yang berhamburan dan menyusunkannya lagi,” komentar Hendrawan di http://borneoblogger.com, mengenang pertemuan kami. Hik..hik..hik, kami bergita digelar Hendrawan dedengkot blogger West Borneo.
Speedy Club tak mau kalah, dibuatlah laporan lengkap dengan kronologisnya di http://www.speedykalbar.com.
”Pertemuan kali ini membahas mengenai kelanjutan dari masing-masing komunitas dalam rangka pembentukan komunitas IT yang lebih besar, mengingat pihak PT.Telkom telah membuka lebar kesempatan untuk pengembangan dunia IT dengan memberikan dukungan penuh terhadap komunitas-komunitas IT Pontianak.” Disebutlah beebrapa komunitas tadi. Ini memang Speedy Club tugas pokoknya untuk menyebarluaskan Informasi dan pengetahuan tentang perkembangan dan kemajuan TI di dunia. Struktur Speedy Club juga udah terstruktur dan rapi Reza Afrizal jadi Ketua, Sofiarti Dyah Anggunia jadi. Sekretaris sementara Koordinator bidang pengembangan organisasi dan promosi dijabat bang Fadlie. Koordinator bidang pendidikan dan pelatihan Yudhiarma, Koordinator bidang pengembangan e-Learning, Syafaat Roy Ghofur.
Kecuali Pak Roy, keempat personil inti hadir di pertemuan.
Next Post Previous Post