Menjadi Lumbung Borneo

by: A. A. Mering
Sesuatu yang besar selalu mengandung konotasi tertentu. Begitu juga pulau besar seperti Borneo, yaitu pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Papua.
Jadi tidaklah berlebihan jika Kalbar melihat potensi ini dan menginspirasi orang-orang di dalamnya. Antara lain dengan merencanakan diri menjadi lumbung di Borneo. Mencanangkan diri sebagai provinsi pangan dan pertambangan pada tahun 2009.
Kepala Bapeda Kalbar dalam sebuah diskusi bahkan, mengatakan peluang ini semakin besar ketika sentra percepatan pembangunan Kalimantan ‘berpindah’ ke Kalbar, dengan ditunjuknya Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, sebagai Koordinator Forum Kerjasama Revitalisasi dan Percepatan Pembangunan Regional Kalimantan (FKRP2RK) periode 2009-2010.
Sebelumnya jabatan itu di tangan Teras Narang, Gubernur Kalteng.
Dengan kekayaan alam Pulau Borneo yang betepek-tepek—baik di darat, laut maupun di perut bumi—maka cita-cita Kalbar menjadi lumbung Borneo tentu bukan sekadar mimpi Bapeda atau Gubernur Kalbar saja. Tetapi sebuah cita-cita yang dapat diwujudkan bersama-sama. Bukan saja karena kerjasama 4 gubernur di pulau yang menjadi wilayah Indonesia, juga bersama jejaring kita, Negara tetangga, Sarawak Malaysia serta Brunei yang juga memiliki kepentingan sangat besar terhadap kemajuan dan kemakmuran di pulau ini.
Baik dalam konteks ekologi, sosial dan budaya, para penghuni Borneo memiliki kepentingan yang sama untuk tetap hidup dan menjadi lebih baik hingga ke anak cucu mereka kelak.
Terkait branding yang kedua, yaitu menjadi provinsi pertambangan, kiranya Kalbar harus berhati-hati. Sebab eksplorasi dan eksploitasi Bauksit, emas, batu bara, uranium, dan bahan tambang lainnya di Kalbar, dilakukan tentu untuk kemaslahatan dan kemakmuran bersama, bukan malah mempercepat kiamat lingkungan.
Karena itu, rambu-rambu, kearifan dan nilai-nilai ekologi harus benar-benar ditaati demi keberlangsungan dan keselamatan seluruh koloni mahluk hidup di pulau ini, terutama umat manusia.
Jika Kalbar ingin menjadi provinsi pertambangan, maka perencanaan pembangunan harus benar-benar matang dan terukur. Sebab kata pepatah, tentu lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Akhirnya kita bisa menjadi lumbung Borneo, menjadi sebuah provinsi yang maju jaya, adalah dengan bekerja sama, bukan dengan berkelahi.
FLRP2RK adalah tuas pengungkit yang sangat tepat untuk memulai. Tuas untuk kita mengungkit potensi guna mencapai pada sebuah keadaan, yaitu Borneo yang alamnya lestari, makmur dan damai.

Next Post Previous Post