By: Wisnu Pamungkas
Seorang wanita dengan gunting di tangan siap menikam jantung sendiri malam itu mengirim SMS kepadaku:
“Jiwa ku penat, sekarang ada gunting di tangan, semoga dengan mati penderitaan bisa kukalahkan.”
Aku tegang. Aku kenal dia, seorang teman di sebuah negeri yang jauh. Entah apa yang sedang dialaminya sehingga berbuat begini nekad.
Dengan gemetar aku membalas SMS tersebut dan menulisnya dengan hurup capital:
“Jika hidup itu mudah, apa faedahnya bagi manusia. Justru karena hidup penuh cabaran ia menjadi begitu bermakna.”
Markas Borneo Tribune, 20 Pebruari 2007
Seorang wanita dengan gunting di tangan siap menikam jantung sendiri malam itu mengirim SMS kepadaku:
“Jiwa ku penat, sekarang ada gunting di tangan, semoga dengan mati penderitaan bisa kukalahkan.”
Aku tegang. Aku kenal dia, seorang teman di sebuah negeri yang jauh. Entah apa yang sedang dialaminya sehingga berbuat begini nekad.
Dengan gemetar aku membalas SMS tersebut dan menulisnya dengan hurup capital:
“Jika hidup itu mudah, apa faedahnya bagi manusia. Justru karena hidup penuh cabaran ia menjadi begitu bermakna.”
Markas Borneo Tribune, 20 Pebruari 2007