Ikan Asin Danau Sentarum by Mering |
Menanti senja bagi saya, bagaikan memanjatkan doa. Setiap kali duduk di sini, memandang kaki langit, saya selalu berharap cakrawala terkuak, dan ada malaikat bersayap turun dalam cahaya paling agung dalam bingkai senja paling saga-keperakan, lengkap dengan perahu nelayan, buih ombak dan lokan warna-warni yang timbul dan tenggelam di pantai pasir yang selalu basah.
Tentu saja saya mau, ada sedikit mega-mega dan burung yang terbang di kejauhan. Sebuah senja paling afdol yang sangat kuidam-idamkan.
Tapi setelah 10 tahun menanti, tahukah kamu apa yang datang? Sebuah senja paling pukimak yang pernah kulihat. Tanpa silhuet, tanpa mata hari, selain sepotong ikan asin tergolek di mangkok sompel, di pojok ruangan.
Pontianak, 7 Oktober 2009