Aku ini
cuma suara parau orang sakit, cuma tangan gelandangan yang lancang
tertadah kepada yang kalian sebut belaskasihan.
Tentu saja
ini tidak penting, dibandingkan seseorang yang hari ini
memang harus engkau bahagiakan.
Sekali
lagi, aku ingin meminta maaf, karena telah menyangka janji adalah
sesuatu yang layak dipegang dan dinantikan, sedangkan aku bukan sesiapa, di
antara hiruk-pikuk duniamu yang begitu dahsyat.