EPISODE IBU
Ibu, aku belum pernah memuliakanmu, belum pernah sekali pun memberi penghormatan karena keteladananmu. Maka hari ini, perkenanankanlah aku, menjamumu di restoran ini.
Ibu, aku belum pernah memuliakanmu, belum pernah sekali pun memberi penghormatan karena keteladananmu. Maka hari ini, perkenanankanlah aku, menjamumu di restoran ini.
Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan. Sesuatu yang sangat penting untuk masa depan putrimu.
Aku harus melakukan ini, yaitu berterus terang padamu. Karena aku tidak ingin menghianati kepercayaan yang telah ibu berikan kepadaku selama ini. Dan hari ini aku telah memutuskan sesuatu.
Aku telah jatuh cinta pada anakmu yang satu. Putrimu yang manis, cerdas dan keras kepala itu. Aku tidak dapat menahannya lebih lama lagi, aku serasa ingin meledak karena merindu. Dadaku sesak, dan aku tidak mahu terus berbohong pada ibu. Seperti aku juga tidak dapat berbohong kepada hatiku yang mendambakannya setiap waktu.
Ibu sendiri tahu keadaanku, dan aku sungguh-sungguh sadar tidak mungkin menjadi seorang menantu. Oleh karenanya, sebelum reactor ini bocor, akulah yang harus menyingkir dahulu. Aku tidak tahu cara yang lebih baik lagi, selain pergi selamanya dari sisimu.
Aku hanyalah seorang terminator kunang-kunang, bukan lelaki yang pantas untuk putrimu. Aku hanyalah pemandu, yang mengantarkan dia mencapai sebuah destinasi, sebelum ia menemukan tempatnya yang baru untuk berbahagia.
Aku hanya ditakdirkan menjadi penjaga, bukan kekasih yang didambakannya. Maka aku harus pergi untuk menyempurnakan tugasku.
Aku harus pergi, walau bukan itu yang kuinginkan saat ini. Maafkan aku, jika air mata ini tidak bisa berhenti menetes di hadapanmu. Aku telah mencintai anakmu, anakmu yang angun, ceroboh tapi menawan hatiku. Aku telah terkepung pada rasa sayang yang dalam dan rasa sakit karena merindu. Maka aku harus mengakhirinya saat ini juga, di hadapanmu.
Dan ini adalah hari terakhir kita bertemu ibu. Aku harus pamit, dengan segala rasa hormat yang teramat sangat dan tak dapat tergantikan oleh sesuatu.
***
Sebelum pergi, telah kulunasi satu hutangku pada ibu. Kamu tidak perlu takut, karena ibu tidak akan memarahimu. Aku juga tidak lagi perlu merasa bersalah karena menyembunyikan ini semua, sebab beliau telah tahu aku mencintaimu. Tolong kembalikan nomor itu, sebab hanya orang yang benar-benar menyayangiku dan jujur yang layak mendapatkanya dariku.