Pada mulanya hanyalah sepasang hati, suatu malam ditumbuhi sayap,
Mengepak diantara kerdap bintang dan bias gelap
Lalu mereka menamainya rindu, tajamnya menerabas dada beku
Tapi sayap tak menemukan apa-apa, hanya kunang-kunang luka yang tersesat
Pada mulanya cuma Hawa, yang menyeret dia ke sebuah tempat
Menjamunya dengan sekeranjang Khuldi, dan bertungku-tungku api syahwat
Karena terlalu mabok dia percaya saja manusia,
Percaya juga pada rencana dan semua akal sehat
Pada mulanya adalah senja, pantai yang memberinya janji
Lokan, pasir batu dan ombak berkecipak
Maka tabahlah dia mengembara, walau tiada lagi cahaya dan sayap
Diingat-ingatnya kembali sebuah peta, sebuah nama di pantai yang sama,
Ketika cinta pamit menukik ke liang lahat
Sarang Kunang-kunang, 17 Juni 2011