Oleh: Pai Jarot Sujarwo
:untuk Wisnu Pamungkas
aku mencari ayah di sofia, kota tua dengan berupa-rupa sejarah
tapi tak ketemu
aku pergi ke terminal, toleh kiri toleh kanan, tak ada ayah
kutanya seorang perempuan balkan, “apakah kau melihat ayah?”
perempuan itu geleng-geleng kepala, “tak ada” katanya,
malah dia menengokkan belah dadanya.
kupanjangkan leherku demi melihat jauh ke dalam,
siapa tau saja ayah terjepit di celah dada itu
tapi tak ketemu
aku mencari ayah di sofia, kota tua dengan berupa-rupa sejarah
tapi tak ketemu
aku masuk ke dalam gereja, siapa tau saja ayah sedang berkelahi dengan tuhan
aku tunggu di tepi jumat agung, siapa tau saja ayah sedang lenggang kangkung
aku tunggu tuhan lengah, siapa tau saja ayah lepas dari fatwa-nya
“mau membakar lilin dan berdoa?” tanya seorang perempuan tua kepadaku
“tidak, aku sedang berwisata dalam gereja, sekaligus mencari ayah” kataku
lalu kutanya perempuan tua itu, apakah dia melihat ayah
perempuan tua itu geleng-geleng kepala, “tak ada” katanya
perempuan tua itu memberiku lilin untuk dibakar. aku memberinya koin
siapa tau saja di antara lilin dan koin ada ayah
tapi tak ketemu
aku mencari ayah di sofia, kota tua dengan berupa-rupa sejarah
tapi tak ketemu
aku pergi di depan kantor presiden, bawa kamera, untuk jaga-jaga
kalau-kalau kulihat ayah, mau kufoto. mungkin ayah sedang rapat dengan presiden
mau membebaskan negara dari cengkraman negara. aku tunggu lama.
banyak orang lalu lalang, tapi tak ada ayah.
aku teriak, “apakah kalian melihat ayaaaaaaahhhhhh?”
orang-orang geleng-geleng kepala, “tak ada” kata mereka
kepalaku berputar-putar mencari ayah
tapi tak ketemu
aku mencari ayah di sofia, kota tua dengan berupa-rupa sejarah
tapi tak ketemu
aku masuk museum demi museum
sambil berharap berpapasan dengan ayah yang seorang diri menjelajah dari sejarah ke sejarah
tapi harapanku kosong belaka. ayah tak ada
aku tanya penjaga museum sebelum dia tutup pintu karna mau pulang
“apakah kau lihat ayah?”
penjaga museum geleng-geleng kepala. “tak ada” katanya
aku tetap mencarinya
tapi tak ketemu
aku mencari ayah di sofia, tapi tak ketemu
di dalam mitos-mitos juga tak ada
di balik papan-papan iklan juga tak ada
di antara gerimis juga tak ada
kemana ayah kemana ayah kemana ayah
“mungkin ayah belum lahir
masih berada dalam kandungan perempuan yang juga belum lahir
atau mungkin ayah akan dilahirkan anakmu”
kata seorang gila di sofia. dia baru saja minta rokok kepadaku
aku bilang, aku akan kasi rokok, kalau kau kasi tau dimana ayah.
lalu orang gila itu bilang ayah belum lahir
lalu tiba-tiba saja aku percaya dengan orang gila itu
di sofia, mungkin ayah memang belum lahir.
makanya banyak orang bersetubuh dimana-mana
supaya mereka bisa melahirkan ayah
“tapi bisa jadi ayah ada di google”
orang gila itu minta rokok lagi
aku tanya lagi dimana ayah, baru memberi dia rokok
lalu orang gila itu bilang ayah ada di internet
lalu tiba-tiba saja aku percaya dengan orang gila itu
lalu aku mengetuk pintu rumah google
malah ketemu sajak-sajak kawan lama yang sangat kurindu
ah, ternyata ayah bersuruk di sana
di balik rerimbun kata dalam sajak-sajak itu
“dasar, pantas kucari-cari tak ketemu.
ayo kembalikan ayah kepadaku
kalau kau tidak mau kembalikan
tuliskan saja yang baru, lalu kurung ayah ke dalam google
biar kapan-kapan aku tak susah mencarinya” kataku
Sofia, April 2010