Ayah sketch by Mering |
Mengapa masih terasa ini ngilu
Saat kuingat kelebat kerudungmu, di balik jendela kota
Padahal cinta sudah lama punah dalam darah, rindu telah kutukar tiket pesawat, sejak kutinggalkan Pontianak
Mengapa masih saja begitu, rasa padamu dahulu,
Yang kini terpasung di pohon oax
Menuliskan takdir dan tanggal lahir, pada hari pernikahanmu yang paling pukimak itu
Memang, aku hanyalah kunang-kunang luka,
takdirku adalah terbang dari kota ke kota, tanpamu dengan sayap terkoyak
Memang, aku hanyalah kunang-kunang luka, takdirku adalah terbang dari senja-ke senja. mengingat kisah ini sampai ke akhir hayat
Washington DC, 20 Mei 2012