By Wisnu Pamungkas
Kupikir, setelah menenun sayap
angin pun gembira menemaniku terbang
aku tidak lagi harus menjadi pungguk bodoh
yang gaduh karena rindunya kepada rembulan
Kupikir, setelah kubakar senja
tidak ada lagi cahaya yang rela menantikan gelap
dan seekor kunang-kunang oleng dalam kaleng
kerlip lampu para nelayan yang tak pernah pulang
Entah siapa yang mengirimu ke depan pintu
memencet bel tua yang sudah lama kulupa,
seperti baru saja kemarin aku membuat janji
menjadi tulang kepada hawa dari rusuk adam
Kupikir, selepas malam ini
akan kugambar lagi pucuk-pucuk nyiur
yang terkubur dalam igau tidur,
kecipak kaki ombak yang menanti terang
Pantai Pasir, 27 November 2015
Copyright © Alexander Mering