Sajak Picung Melarung


Photo: Wikipedia
By Wisnu Pamungkas

Kalau aku menjadi kau, maka akan kulupakan saja almanak
Sebuah lukisan sungai yang berkabut dan sunyi
Ketika bahasa air yang mengalirkan rindu kepada kecipak ikan

Setelah tahun ini, bukankah akan ada lagi upacara
Takdir hujan yang selalu saja menanyakan hutan,
Seperti senja yang setia pada semua cahaya,  
Maka sempurnahlah gelap, sempurnalah terang juga

Kalau aku menjadi kau, maka akan kupujuk pungguk
Menenun lagi sayap yang mengantarkanku terbang
Dan akan kuhunus panah, melanggar sumpah, membidik bulan

Setelah tahun ini, maka kirimkanlah riwayat kelopak
bukan lukisan sungai yang berkabut dan sunyi
yang menafsirkan bahasa air kepada ikan
menepuk riaknya menjadi sajak

Kalau aku menjadi kau, maka akan kurapal mantra menjadi syair cinta
Karena begitulah juga Adam dan Hawa tergoda buah picung
Sebelum kita sama-sama tafakur di titik takdir kaki-kaki Gunung Salak


13 Maret 2016
Copyright © Alexander Mering
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url