www.fireflyexperience.org |
By Wisnu Pamungkas
Tahukah kamu, dalam gerimis ada gaduh
tentang tubuh yang menggigil tanpa pelukmu,
tentang hangat yang masih melekat di ingatanku
yang sekarat di bawah kerdab-kerdip lampu
Tahukah kamu, setelah hujan reda,
tak kering juga air mataku yang diparuh rakus rindu,
kini cinta dan luka terbaring kaku di keranda yang sama,
Setelah senja, yang tersisa cuma sepotong selendang
batik bambu yang kau balutkan di leherku sambil menangis
Jika malam kuhidupkan gambarnya menjadi cahaya
kunang-kunang yang terbang melintasi pampa[4]
kehidupan
Moa, 10 September 2017
[1] Bahasa Topo Uma di Sulawesi Tengah, Kalipopo berarti Kunang-kunang.
[2] Berasal dari kata Moahu yang artinya
berburu, kini Moa menjadi nama desa
di bawah administrasi Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi
Tengah, Indonesia.
[3] Seorang pemburu dan tokoh yang dianggap sebagai nenek
moyang Orang
Moa saat ini.
[4]
Secara harafiah pampa adalah kebun, namun
dalam sistem budaya masyarakat Topo Uma di Moa, Pampa merupakan wilayah kelola
Perempuan.
Copyright © Alexander Mering