taken from treestocks.org |
Aku mau gerimis bulan Juli
melukis mozaikmu di jendela,
buram oleh bayang-bayang air dan cahaya,
tapi cukuplah bagiku yang merindu dan luka,
di hari-hari terakhir engkau mengucapkan salam perpisahan
Aku mau gerimis bulan Juli,
mengalirkan bening matamu
dari teratak ke dalam sajak,
mengisi palung hati yang kosong
saat kau tinggalkan aku mengejar badai ke pantai,
mencari jejak Sinbad dalam Serat Centhini[1]
Aku mau gerimis bulan Juli
mengirim tempiasnya ke rambutmu lagi,
menjelma pita-pita senja,
yang melambai-lambai dalam kenangan,
seperti kerdap kunang-kunang terbang,
lalu tersesat dalam rimba duka yang sepi
Kalibata, 20 Juli 2018
[1] Biasa disebut juga Suluk Tambangraras-Amongraga, yaitu salah satu karya sastra
terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Menurut R.M.A. Sumahatmaka, Serat
Centhini digubah atas kehendak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom di
Surakarta, putra Sunan Pakubuwana IV.