Peta pulau kangean |
Bulan kesiangan di Kangean1)
di buritan kapal nelayan tua yang sauhnya lumpuh,
saat para suami pergi ke negeri jiran, meninggalkan
anak-anak yang hilang ingatan
setelah menetek pada puting napza dan ber-dus-dus obat batuk2)
kini hiduplah janda-janda di lembar kartu tanda penduduk
Bulan kesiangan di Kangean, tersangkut di ujung rambut,
terpesona oleh tarian rama-rama, di senja hutan kelapa
Habislah remangnya dicuri petani,
tinggal gemerincing kalung sapi betina
karena itu hilanglah ingatan bulan,
sementara pungguk3)
memeluknya sambil mabuk,
membual tentang cintanya dari teluk ke teluk
Bulan kesiangan di Kangean
setelah menemani kepiting menggunting ranting
mandi matahari sore di teluk Sapoong4)
diingat-ingatnya lagi kata-kata Prapanca5)
lalu ditulisnya sebuah kakawin cinta paling taik kucing di laut
Bulan kesiangan di Kangean
sudah lama para lanun6)
tergoda kemolekannya
mereka rela menukar kapal-kapalnya dengan bekisar7)
mengirimkan upeti ke gerbang terlarang yang dijaga seekor
cecunguk
Bulan kesingan di Kangean, biasnya lumer di hutan
mangrove
seorang turis memotretnya tanpa celana, konon dia pun
lupa mengenakan kancut
Bulan kesiangan di Kangean, disandra oleh kata-kata dan cahaya
seperti syair lama yang ditulis oleh sepasang pemabuk
Kangean, 29 Juli 2018
1) Kangean berasal dari kata kaaengan (bahasa Madura), yang berarti terendam air. Sekarang
Kangean telah menjadi bagian wilayah administrative Kabupaten Sumeneb, Jawa
Timur.
2) Di pantai teluk Sapoong dan sekitarnya, dulunya bertumpuk-tumpuk bungkus dan kardus-kardus obat batuk merek komix yang disalahdigunakan
para remaja untuk mendapatkan efek mabuk.
3) Diambil dari peribahasa nusantara yang berbunyi: bagai
pungguk merindukan bulan. Pungguk adalah nama burung dari spesies burung hantu
dalam famili Strigidae yang dalam bahasa latinnya disebut Ninox scutulata.
4) Nama sebuah pantai yang kini telah disulap oleh
pemerintah Desa Pajenangger bekerjasama dengan Program Peduli menjadi tempat
wisata pesisir.
5) Yaitu Penulis Kakawin Nagara Kratagama, yang membagi
wilayah Nusantara dalam delapan daerah dan menyebutkan Ggaliyao yang dianggap sebagai
pulau Kangean.
6) Lihat Abdul Latief Bustami, “Folklor Kangean: Suatu
Kajian Ceritabajak Laut (Lanun) Sebagai Sumber Sejarah Kawasan” dalam jurnal
Bahasa dan Seni, Tahun 32, Nomor 2, Agustus 2004. Sedangkan terminologi lanun sendiri Istilah
lanun berasal dari bahasa Mangindanao, yang berarti orang Danau, yaitu Lanao, wilayah yang terletak di tengah
Pulau Mindanao, Filipina Selatan.
7) Ayam bekisar Kangean terkenal indah, karenanya menjadi
maskot Provinsi Jawa Timur, statusnya pada tahun 2018 terancam punah.