Kemana bahagia, tanya air yang tergelincir kepada bunga
ketika mereka berpapasan di sebuah taman,
musim membuat bunga
tak lagi berbicara kepada air
dibiarkannya saja
rindu pergi tanpa pernah terucap
Kemana bahagia,
tanya kumbang kepada kembang
Saat mereka berpaspasan
di jalan pulang
setiap sore
adalah jingga bagi mereka,
meski kali ini
mata hari datang begitu terlambat
Kemana
bahagia, tanya camar kepada perahu,
perahu terlalu
sibuk bermain angin bersama ombak
camar lantas pergi,
melesat tinggi ke langit
dibakarnya
paspor agar tak bisa kembali
Kunang-kunang bertemu
bahagia di warung pojok
menyerumput bir pletok1) dan
mengunyah tahu
setelah sibuk seharian
menghibur seekor paus merah,2)
seluruh tubuhnya konon penuh luka dan
berlumuran darah
Kemana cinta ketika
dia membutuhkan bahagia
air mata
adalah air yang tergelincir kepada bunga
musim membuat
mereka telah menutup percakapan
dibiarkannya saja
rindu pergi tanpa pernah terucap
Kalibata, 27
Oktober 2019
ngilu yang tak terelakan...
ReplyDeleteMembaca dan menulis puisi adalah salah satu cara menyembuhkan diri
ReplyDelete