Kunang-kunang Banasu




Setiap hari di Banasu, aku berusaha melupakan matamu, 
menyeret-nyeret keranda ke hutan Pataroak yang dihuni burung Alo1) 
ketika air mata adalah jasad terakhir selaut rindu

Maka bersabdalah akar pada belukar, dahaga yang membuat terbakar api cemburu, para penyair dan para pemburu kepala, berabad-abad yang telah setia menjaga sigah semerah dadu

Setiap hari di Banasu, aku berusaha melupakanmu yang sendu, 
menari sebagai lelaki dalam deras arus Banahu, menjelma bunga padi, mayang pinang dan serbuk peri sisa bianglala senja piatu
  
Setiap hari di Banasu, aku berusaha melupakanmu, bergerak dengan ngilu, 
menyeret-nyeret keranda kayu atak, saat bulan di atas desa menganga, menyiram luka-luka lindap penuh bilur-bilur ngilu

Setiap hari di Banasu, aku berusaha melupakanmu
Kilau lampu dan kelebat kupu-kupu, biarlah nyeri, biarlah sunyi
Biarlah setiap hari aku membeku menjadi dongeng kunang-kunang Banasu 

Bilur-bilur tak dapat dikubur, pedih tak dapat pulih, hidup telah terkepung belatung-belatung, takdirku adalah menyeret-nyeret keranda, dari rasa ke kata, sajak ke sajak getir penyair dari waktu ke waktu.


Banasu, 10 september 2018

--------------------------

1) Nama lainnya adalah Enggang, Rangkong, Julang, Kangkareng (bahasa Inggris: Hornbill)  
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Borneo Globe
    Borneo Globe May 11, 2022 at 10:28 AM

    Puisi yang antropuitikal, mengetik kata kunci Banasu di internet, ternyata ia adalah wilayah yang sangat terpencil di perut Sulawesi sana. Beberapa video adenture terkait Banasu ternyata medannya sangat berat dan tak mudah dicapai: https://www.youtube.com/watch?v=Zg9NtWZHlN8

Add Comment
comment url