Sajak Lawe

Sajak Lawe, Puisi Wisnu Pamungkas, Puisi Alexander Mering, Seringai Kunang-kunang

 Sajak Lawe. Ilustrasi kunang-kunang. Photo pixabay.com

Bagaimana aku dapat mengatakannya padamu

Kami telah belajar kembali memahami batu

bukan dengan prasangka yang diajarkan para penipu

Atau para spekulan yang mencari keuntungan,

Mengarang banyak dongeng sejak menginjak di Gimpu


Bagaimana dapat kukatakan padamu

Mengapa orang-orang tua dulu, memilih kayu wilintunga

Dan mengantar mereka ke surga, sebab sayap kunang-kunang

telah ditiupkan angin dan sepenggal mantra


Bagaimana dapat kujelaskan,

Pekik tokoku disiang hari adalah tanda kepada orang Uma,

seluruh perputaran roda waktu akan berhenti juga,

Membuka tabir untuk bertukar antara yang awal dan yang akhir

Kemana seharusnya setiap roh yang hidup datang


Disinilah seharusnya kita mengerti hakikat air

Bukan seperti yang dijelaskan para penyair

Ular adalah akar yang melata dalam nalar Adam

Bukan di pucuk-pucuk pohon toilitik,

Samar dalam denyar air sungai

Setelah musim taman selesai


Bagaimana dapat kukatakan padamu,

Bila sunyi berbicara lebih dari semusim bunyi



Lawe, 27 September 2015

Post a Comment

Thank you*

Related Posts

Buaya Pontianak, Mejeng di Sarawak
Read more
Sepertiga Garuda
Read more