Sajak Lokan

Sajak Wisnu Pamungkas. Sajak Angkringan, Puisi Alexander Mering, Sajak Lokan,

 

Ilustrasi by Mering 

Ketika ombak bergerak menuju teluk itu,

aku melihatmu berjingkat-jingkat di atas batu,

menenteng sepotong puisi dan kata-kata rindu

 

Camar dan senja yang datang entah darimana

menyongsongmu ke pantai,

menggelar tikar di atas kelakarmu

yang keras tapi mangkus

 

Oh ya, kau sepertinya lupa

Betapa angin ingin memberimu kecupan,

berjanji semalam lagi di Jogja dan ke angkringan

yang berjarak hanya 2 jam dari tempatmu minum juice

 

kau juga lupa

berapa lama batu karang itu terpanggang,

ditumbuhi lumut dan berkerak,

sedangkan lokan tak selalu datang

menemanimu menulis sajak

 

Pasir-pasir menjadi jingga,

bercampur debu sejarah dan mitos-mitos lama

tentang seorang putri cantik yang murka,

menjadi tsunami yang melahap darat,

menciptakan tempat-tempat keramat baru

di setiap jengkal bumi tanah Jawa.

 

Seharusnya tertulis juga riwayat tentang perahu

seorang penyair yang karam di lautan kata-kata,

tumpas dalam badai amuk gelombang makna

dan tsunami akal yang terdampar di teluk

 

O, betapa ingin aku seperti dirimu,

berjingkat-jingkat di pantai itu,

menulis sajak rindu, melukis perahu kertas

yang membawaku berlayar menjadi Sinbad

  

 

De Rocka, Mei 2024

Post a Comment

Thank you*

Related Posts

Buaya Pontianak, Mejeng di Sarawak
Read more
Sepertiga Garuda
Read more