Mitos Kitab Hidup
By: Wisnu Pamungkas Untuk mengenali langit, engkau harus berada di taman menggenggam sebungkus popcorn dan sekaleng pes…
By: Wisnu Pamungkas Untuk mengenali langit, engkau harus berada di taman menggenggam sebungkus popcorn dan sekaleng pes…
By: Wisnu Pamungkas Aku menjadi keruh dalam kejernihan hati saat orang-orang akan melupakan ting-tong bell rumah jiwa t…
By: Wisnu Pamungkas Ketika penciptaan dimulai, Yang pertama Tuhan lakukan adalah membangun ruang Belum ada tempat berpi…
Kepuak Kumbu, menampilkan kekayaan motif dari budaya Dayak Iban. Doc By A. Alexsander Mering ABESTRAKSI Sebagai…
By : Wisnu Pamungkas Cinta memberiku sayap, Tapi itulah kelemahan, karena sejak saat itu aku pun tergoda untuk terbang …
By : Wisnu Pamungkas Lalu ia turun, membetulkan letak sebuah rumah Sepasang kursi taman, jendela pada setiap kamar Dan …
ilustrasi telinga. Gambar Ai Di Kota ini, Diskotik adalah kenangan akan malam perjamuan terakhir sebelum sahabatku itu …
By : Wisnu Pamungkas Biar gelap sayang, Yang kita bakar toh cuma lilin, Bukan apa-apa Pada dada yang percuma Terpekik-p…
By : Wisnu Pamungkas Kiranya Cuma angin yang bersuit-suit panjang Membagi-bagikan sepi ini kepada pahlawan Sebelum hari…
By : Wisnu Pamungkas Cicak itu sudah sangat kurus kering Ketika aku datang membawa beberapa ekor serangga Di tangan. K…
By : Wisnu Pamungkas Memang, Belum tentu burung yang kita sembelih itu Adalah umpan Yang menciap-ciap dalam sangkar Lid…
Bila saja dari kecil kamu sudah berfikir Untuk bisa terbang, barangkali kamu sekarang Sudah bersayap, sudah menjadi bur…
By: Wisnu Pamungkas Minggu pagi, Tiba-tiba ada yang menyerudukku, memeluk seluruh hatiku, Menghangatkan hampir seluruh …
By : Wisnu Pamungkas Bila saudaraku ingin menulis sajak tentang kuda, adakah Literatur yang memadai untuk memperoleh de…
By : Wisnu Pamungkas Dengan malas ayah memproklamasikan negaranya di depan layar monitor dan segelas kopi dingin yang t…
By : Wisnu Pamungkas Pernahkan iblis berlibur? Menikmati lelah setelah ribuan tahun mengangkangi lagit Melucuti bumi…
By : Wisnu Pamungkas Tuhan perkenankan aku mencintaimu Meski aku tak tahu apa jenis kelamin-Mu Karena aku tak butuh kem…
By : Wisnu Pamungkas CAKAR (1) Ibu mencakar ayah, ayah mencakar ibu Dan aku pun bedarah-darah entah dicakar siapa? CAKA…
by : Wisnu Pamungkas Seorang istri setengah mati mencintai suami, saling gergaji sampai mati Seorang suami setengah ma…
By: Wisnu Pamungkas Tugas Ayah adalah membebaskan negara dari cengkraman Negara. Karena bagi Ayah tiap Negara yang …
Photo by Pixabay Cerpen: Wisnu Pamungkas Ini tentu saja tentang sebuah senja, senja yang memerah, membiaskan cahaya…
By: Wisnu Pamungkas Aku ingin mengembara Menunggang waktu, memintal fajar Melarung dalam lorong jagad yang tak kukenal,…
By: Wisnu Pamungkas Bumiku cuma seekor sapi Ia sakit hati dikatakan astronot, ia sakit hati dikatakan pelaut Bumiku cum…
By: Wisnu Pamungkas setelah semuanya selesai, yang tinggal hanya sejarah buku putih di meja belajar anak-anak potret bu…
By: Wisnu Pamungkas Malam-malam telah hilang, orang-orang tak lagi mengenal nyanyian atau lampu terang, kandang natal t…
Photo by Andreas Harsono Saturday, October 28, 2006 Andreas Harsono Pantau PONTIANAK -- Suasana Lebaran hari k…