MAUT MATA I
by Wisnu Pamungkas Suatu hari aku akan mati Karena itu aku menulis sajak, Menyimak suara hujan dan dedaunan Malam pada …
by Wisnu Pamungkas Suatu hari aku akan mati Karena itu aku menulis sajak, Menyimak suara hujan dan dedaunan Malam pada …
by Wisnu Pamungkas Suatu hari aku akan mati Karena itu aku menulis sajak, Menyimak suara hujan dan dedaunan Malam pada …
by Wisnu Pamungkas Cicak itu sudah sangat kurus kering ketika aku datang membawa beberapa ekor serangga di tangan. Kami…
by Wisnu Pamungkas Sesekali waktu, Ingin kubiarkan saja kamu lewat di jalan setapak itu menggeleparkan kembali ingatanm…
by Wisnu Pamungkas Seandainya aku bisa, aku pasti sudah memintamu untuk Berhenti mencintaiku lagi, melupakan aku selama…
by Wisnu Pamungkas Mengapa kampung kami kini durhaka, melahirkan terlalu banyak anak yang tak pernah lagi dikenalnya, m…
by Wisnu Pamungkas Minggu pagi, Tiba-tiba ada yang menyerudukku, memeluk seluruh hatiku, Menghangatkan hampir seluruh t…
by Wisnu Pamungkas Tuhan Jesus Kristus, Saya sama sekali tidak takut mati Saya hanya takut tidak akan sanggup lagi mena…
by Wisnu Pamungkas Karena cinta itu Lidia, Ilham itu telah tersungkur beberapa kali, Menukik kepada takdir yang telah m…
by Wisnu Pamungkas Kamu tahu cara memperbaiki sajak, Menyambungnya dengan paralon Menuangkan beberapa ember pengertian,…
by Wisnu Pamungkas Mestinya kamu tidak usah menoleh lagi kepadaku, Kepada aku yang ringkih, terseok-seok dalam Pengemba…
by Wisnu Pamungkas Adalah sabda yang terlepas dari sarangnya Mencincang setiap orang, Dari waktu ke waktu tanpa sedikit…
by Wisnu Pamungkas Apa gunanya kita berdebat berhari-hari Bila kamu sama sekali tidak mau Mengakui sebuah kesalahan di …
by Wisnu Pamungkas Ketika aku menatapnya, aku menemukan sesuatu yang lain dalam dirinya, sesuatu yang tersembunyi sudah…
by Wisnu Pamungkas I Mataku sudah letih menanggung segala penglihatanku selama ini, barangkali sudah saatnya mata ini i…
by Wisnu Pamungkas Bahwa apa yang terpikirkan oleh kita Saat-saat ingin membelah, menjadi sesuatu dalam Angan-angan, ge…
by Wisnu Pamungkas Hangat, tapi apa? Dimana janji yang sudah dilemparkan, Terasing dan merana, hanya di hibur masa lalu…
by Wisnu pamungkas Seandainya aku memiliki lebih dari 10 orang ayah Yang menitipkan darahnya padaku, maka aku Akan memb…
by Wisnu Pamungkas Adalah suatu kenyataan bahwa cinta itu adalah suatu bukti ketidakpercayaan kita kepada diri sendiri …
by Wisnu Pamungkas Ketika gilirannya, Rakyatku di bantai dengan rosa, Digagahi ibu kandungnya sendiri, dan aku tengah M…
by Wisnu Pamungkas Dengan dada dan luka, Aku rebah pada hitunganmu Saat pucuk belati itu amblas sampai ke pangkal-pangk…
by Wisnu Pamungkas Tuhan pasti sudah melihatku tertipu Ketika aku berkunjung ke kuburan itu, dekat sebuah kapel Lalu ak…
email : mering@ymail.com @alexandermering www.mataenggang.org www.wisnupamungkas.blogspot.com www.alexanderm…
by Wisnu Pamungkas Mestinya kita tidak usah merasa Hidup menjadi aneh, menjadi sesuatu Yang sama sekali tidak diinginka…
by Wisnu Pamungkas Pada kota yang dihuni oleh angan-angan setiap orang Aku bisa melihatmu; seperti burung terbang, Sepe…
by Wisnu Pamungkas Setiap harikami harus lahir dan pergi Untuk menjelaskan jalan-jalan; rel kereta, trafic light dan Ke…
by Wisnu Pamungkas Sehabis bercerita Sage Yuma tertidur Ada banyak mimpi yang tak sempat di jelaskan Malam yang melompa…
by Wisnu Pamungkas Kiranya hanya ada saat-saat untuk cemburu, Lidia. Mengejar keping matahari dan berebut waktu, entah …
by Wisnu Pamungkas Kalau kamu ke sekolah, dada. Ingatkanlah aku untuk mengangkat cangkul, Menanam benih-benih pengetahu…
by Wisnu Pamungkas Seperti selama ini kamu telah belajar menggotong Bulan ke buku-buku pelajaranmu, dunia-dunia yang Te…
by Wisnu Pamungkas Cerita, waktu, persoalan, semuanya sudah terperangkap Tanpa menginginkan hal yang lain,_bukit, angin…
by Wisnu Pamungkas Ulasan-ulasan mengenai dada. Disitu, di dalam dada itu kita pernah berkumpul, Berunding tentang suat…
by Wisnu Pamungkas Menunggu, sesekali waktu Angin lepas menubruk pohon-pohon Mengapa menunggu bila takdir berkehendak l…
by Wisnu Pamungkas Lidia, Setelah dada mati apakah bedanya kini, Aku sama saja dengan dada polisi, dada supir bus, Peda…
by Wisnu Pamungkas Aku rindu Lidia, seperti ketika aku menjadi angin—menjadi kabut dan keping-keping cahaya, menguakan …
by Wisnu Pamungkas Barangkali hidup, sesekali memang harus diberi kebisingan, Dementia Access, Until The Sleeps, Weelco…
by Wisnu Pamungkas Rhadha Kamu pun tahu, angin akan menjadi asing di sini Kecuali gerimis yang menjadi cermin untuk ber…
by Wisnu Pamungkas Ada sebuah sajak; rindu yang mengebor jarak dan angan- angan tentang sebatang pohon nangka dekat jen…
by Wisnu Pamungkas :kepada hujan kecil itu, aku berharap bahwa cinta tidak melupakanmu pada gerimis yang abadi (meskipu…
by Wisnu Pamungkas Dulu aku hanya ingin memanggilmu ibu, membangun sebuah rumah kecil di hatiku lalu mengunjungimu seti…
by Wisnu Pamungkas Stasi ini Lidia, mengingatkan aku pada dada, Yang mati sebagai martir (saat itu sungai baru belajar …
by Wisnu Pamungkas Selalu saja ada resiko menjadi ibu, Menjadi anak-anak yatim yang Mempunyai banyak waktu untuk pergi,…
Apakah istimewanya seseorang telanjang? Sebab ia juga tidak menjelaskan apa-apa, Hanya kemampuannya untuk melihat sesua…
by Wisnu Pamungkas Barangkali seseorang harus berlari Untuk membesuk nasibnya, Yang lengket pada kain satin itu, Pada d…
by Wisnu Pamungkas Tentang rahasia, Tentang rahasia, apakah lagi yang dapat kuceritakan Padamu sebab sesungguhnya kamul…
by Wisnu Pamungkas Bila saja dari kecil kamu sudah berfikir Untuk bisa terbang, barangkali kamu sekarang Sudah bersayap…
by Wisnu Pamungkas Bila sesekali ia pulang, ia sudah melupakan Keinginannya untuk bersawah, ia bersumpah Untuk kurupsi_…
by Wisnu Pamungkas Ketika dada sakit, aku seharusnya tidak usah Merasa begitu terlantar, menginginkan kamu hadir Tapi k…
by Wisnu Pamungkas Aku selalu saja terjebak pada sebuah keinginan Untuk terus melahirkan banyak dada, membunu…
by Wisnu Pamungkas Selamat pagi dada, aku datang berziarah dan menaburkan Bunga, menindih kenangan demi kenangan di lu…
by Wisnu Pamungkas Tentu saja aku tidak memaksamu mengerti dada, bahwa berpisah Selalu saja membuatku ingin bercerita, …
by Wisnu Pamungkas Dada melacak jejak sarjana, mewisuda bagian Demi bagian yang ada padanya, tapi dada Tidak pernah ben…
by Wisnu Pamungkas Bukankah kita hanya sesuatu yang pernah ku jelaskan, Pernah kunyatakan dengan kejap mata saja, sesua…
by Wisnu Pamungkas Dada hanya 12 volt batre yang meloncat dari kata Ke kata, dari gadis kecil ke gadis kecil yang di in…
by Wisnu Pamungkas Dada yang sehari-hari adalah keyakinan Untuk mengerti;_ Dada yang terpeleset dari keinginan-keingina…
by Wisnu Pamungkas Dada berlari di situ, memejamkan mata, Berharap kabut mengental menjadi semacam hidangan Di atas mej…
by Wisnu Pamungkas Dada berkata ; Apa boleh buat kalau kata sudah terlalu tua Beruban dan pen…
by Wisnu Pamungkas Rasanya kita berjalan belum seberapa Jauh dada, lalu kamu tumbang dan mati Hari itu, aku belum terbi…
by Wisnu Pamungkas Ketika aku disini Dada hanya meloncat-loncat sendiri dari Ketakutan ke ketakutan, juga orang-orang Y…
by Wisnu Pamungkas Dada ingin berteriak, dada? Aku hanya berfikir bahwa Mati itu sangat mudah; apa yang kita inginkan d…
by Wisnu Pamungkas Adinda dada yang tercinta, Aku tidak akan memberikan padamu tanda ini Sebelum kamu trampil menggengg…
by Wisnu Pamungkas Sisa senja dan udara kering ini, Kita yang berdusta pada dada_diri sendiri Dalam angin yang di tiupk…
by Wisnu Pamungkas Aku bertemu dengan angin yang berkeliling Lalu kami saling berjabat tangan “Selamat pagi tuan pender…
by Wisnu Pamungkas Setiap kali dada bertemu dengan dada-dada yang Lainnya, ia selalu saja terkecoh oleh perasaan- peras…
by Wisnu Pamungkas Bila kamu menulis surat lagi, Dada Alamatkan saja ke kuburanku, Kamu akan tahu bahwa hidup Ter…
by Wisnu Pamungkas Ananda Dada, Kalau aku mati bilang saja kamu tidak pernah memiliki Bapa, ayah yang mencetak kasih, h…
by Wisnu Pamungkas Nyatanya kita tidak benar-benar pernah hidup Untuk diri sendiri dada. Ada-ada saja persoalan Yang su…
by Wisnu Pamungkas Bila kamu pergi melaut Dada, Pikirkanlah tentang angin kecil yang tersesat Di situ, pada dek sebuah …
by Wisnu Pamungkas Santa Dada, Setiap kali aku mengingat kamu Aku seperti tengah di tuntun untuk berlibur, Pergi memanc…
by Wisnu Pamungkas Bila aku disini, barangkali aku memang tengah berbahagia, Dada. Ada bayang-bayang berkabut dan pusar…
by Wisnu Pamungkas Mereka benar-benar masih sangat muda, Dada Ketika keajaiban itu di tiupkan keparu-paru Mereka, merek…
by Wisnu Pamungkas Semuanya telah menjadi musafir, Kecuali aku yang menyangka bahwa bumi Baru berputar 10 x. Apakah mem…
by Wisnu Pamungkas Bila dua orang guru itu bertanya, Dada: _apakah kamu pikir negara ini akan berhenti bila tidak memil…
by Wisnu Pamungkas Sungguh tidak enak rasanya Di gertak masa lalu, makanya aku hanya ingin Berlari, menyobek kalender d…
by Wisnu Pamungkas Biarlah angin membuat kesimpulannya sendiri Dan dada di banting-banting penyesalan Seperti meneguk o…
by Wisnu Pamungkas Berbicaralah pada cinta Supaya kamu tahu menggambar hidup Meniupkan roh pada kertas tissue Mengalirk…
by Wisnu Pamungkas (1) Di tepi jalan itu hanya aku Yang melihat gerimis dan angin berlari Sempoyongan di atas kisah Dan…
by Wisnu Pamungkas Memang tidaklah sesederhana itu, Lidia Anak kecil pun butuh kerikil untuk mengetepil Burung, menggas…
by Wisnu Pamungkas Barangkali Tuhan akan memaafkanku, Ketika aku terseok-seok pulang dengan Dua botol arak yang penuh k…
by Wisnu Pamungkas Kembalilah Dada, bila ada yang mengetuk-ngetuk lantai Menggantung potret itu pada dinding, Pada jara…
by Wisnu Pamungkas Bagaimanakah cara bersama, Lidia? Bukankah hidup tidak hanya untuk menulis surat, Mengirim angin pad…
by Wisnu Pamungkas Ketika aku ingin menulis sajak tentang kamu, Aku tahu kamu sedang menjadi burung, bukan? Kamu sedang…
by Wisnu Pamungkas Sekali dalam sehari, Dada Aku ingin berkata kepada laut, kepada musim yang Meloncat-loncat pada dind…
by Wisnu Pamungkas Sejarah kecil ini adalah seperti apa Yang kau ingat tentang O’neeil, Tentang sebuah Pitz Park yang M…
by Wisnu Pamungkas Bila saudaraku ingin menulis sajak tentang kuda, adakah Literatur yang memadai untuk memperoleh dera…
by Wisnu Pamungkas Bila saudaraku ingin menulis sajak tentang kuda, adakah Literatur yang memadai untuk memperoleh dera…
by Wisnu Pamungkas Ketika burung-burung bermukim di taman ini, Aku berangan-angan menjadi orang ramai saja Yang memotre…
by Wisnu Pamungkas Setiap kali aku menulis sajak tentang kamu Lidia, Aku merasa seperti tengah mengunyah bunga, Menelan…
by Wisnu Pamungkas Lidia seandainya kita ke station itu, engkau pasti Berangkat lagi, meninggalkan aku lagi, Porselen p…
by Wisnu Pamungkas Barangkali, barangkali saja sungai-sungai kabel itu Pernah hanyut, menemukanmu pada muara dan serpih…
by Wisnu Pamungkas Kukirim telegram itu untukmu, Ibu Berseru-seru bahwa ada yang terlupa Kau ingat tentang Gadismu Yang…
by Wisnu Pamungkas Kau sudah memberiku perhatian dan perhentian yang kedap Dan aku menggelinjang bahagia, Terlontar dar…
by Wisnu Pamungkas Kita adalah perjalanan panjang Yang selalu di bicarakan Di persimpangan yang kering dan dingin Pada …
by Wisnu Pamungkas Sebuah malam dengan bulan, Dengan angin mendengking Seperti busur panah patah Mata yang menemukan ba…
by Wisnu Pamungkas Galagala: Bunga di senggama bunga, Taman dalam sebuah taman Diman…
by Wisnu Pamungkas Renjana, Renjana Mengapa hujan yang Cuma mericik itu pun Kau kira Srikandi yang mengendap-endap kelu…
by Wisnu Pamungkas Cuma sajak kurus kering, Dalam keranjang Yang di tenteng-tenteng Dari gang ke gang “Dada, dada…Cuma …
by Wisnu Pamungkas Cuma cadas dalam kanfas Yang di atasnya bertaburan air mata Dan darah. Sintang, 22 September 1996
by Wisnu Pamungkas Barangkali kamu tidak sakit, Indonesia Sebab makanmu cukup, Kamu punya penggilingan beras yang besar…
by Wisnu Pamungkas Aku mengerang Bunda, Suara yang menyeru-nyeru dalam rimba Anak punai yang tertembak sayapnya. Aku te…
by Wisnu Pamungkas Biar gelap sayang, Yang kita bakar toh cuma lilin, Bukan apa-apa Pada dada yang percuma Terpekik-pek…
by Wisnu Pamungkas Pada mulanya kabut itu cuma menangis Meninggalkan sebuah taman yang simpatik Di ujung setiap pertemu…
by Wisnu Pamungkas Ada langit yang putih Jalan yang putih Dengan pohon-pohon yang putih (Angin september ini adalah …
by Wisnu Pamungkas Memang, Belum tentu burung yang kita sembelih itu Adalah umpan Yang menciap-ciap dalam sangkar Lidah…
by Wisnu Pamungkas Kota ini adalah sajak, Adinda Kabut yang menghempaskan keindahan, Gerimis dalam gerimis_pada dada da…
by Wisnu Pamungkas Apa bila engkau mendengar seseorang, pagi-pagi mengetuk buatlah tanda: Sibakanlah jendela, karena ak…
by Wisnu Pamungkas Sesungguhnya slogan-slogan itu adalah tidak perlu Seandainya kita tidak sedang mabuk, Mengubah kelam…